Keistimewaan Ahli Dzikir #1
Seorang salaf berkata, "Saat ikan-ikan di lautan tenang, Yusuf AS tidak pernah diam untuk menyebut nama Allah SWT saat berada di penjara".
Abu Hurairah RA memiliki sebuah ikatan tali berisi dua ribu ikat benang. Ia tidak tidur sebelum bertasbih menggunakan ikatan sebanyak itu.
Khalid bin Mi'dan setiap hari bertasbih sebanyak 40 ribu, tidak termasuk membaca Al-Quran. Saat ia meninggal, ia diletakan di atas tikar untuk dimandikan, lalu jenazah nya berisyarat dan menggerakan jari-jari tangan untuk menghitung bacaan tasbih.
Umair bin Hani' suatu ketika ditanya, "Kami tidak pernah melihatmu jemu untuk berdzikir. Berapa banyak engkau bertasbih dalam sehari?' 'seratus ribu kali tasbih, kecuali jika jari-jari tanganku salah menghitung,' jawabnya. Maksudnya, bacaan tasbih sebanyak itu ia hitung menggunakan jari-jari tangan.
Abu Aziz bin Abu Rawad berkata, "Dulu, kami punya seorang istri di Mekkah, setiap harinya ia bertasbih sebanyak 200 ribu kali. Saat ia meninggalkan dunia dan ketika jenazah nya sudah sampai di kuburan, tiba-tiba jenazahnya seakan melepaskan diri dari tangan-tangan para lelaki."
Sebagian besar kata-kata Ibnu Sirin adalah, "Subhanallahil azhim, subhanallah wa bihamdihi."
Kala seluruh mata terpejam, Mughirah bin Hakim Ash-Shan'ani menceburkan diri kelaut dan menyelam untuk berdzikir bersama hewan-hewan laut.
Sebagian orang menginap di kediaman Ibrahim bin Adham, ia menuturkan, "Setiap kali terbangun pada malam hari, saya melihat Ibrahim berzikir menyebut nama Allah SWT, hingga saya sedih (tidak bisa seperti dia). Lalu aku menghibur dengan ayat ini, 'Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S Al-Ma'idah: 54)
Setiap kali disiksa kaum musyrikin di atas padang pasir Mekkah yang amat panas karena memegang teguh agama tauhid, Bilal selalu mengucapkan, "Ahad-ahad." Saat orang-orang musyrik berkata padanya, "Ucapkan, 'Latta, Uzza!" Bilal menjawab, 'Aku tidak bisa'."
Hati diinginkan untuk melupakan kalian
Watak ini enggan untuk (agama)
Hamba yang mencintai Rabb Maha membalas
Akan selalu berpegang teguh pada janji, betapapun ujian menimpa
Mustafa Syaikh Ibrahim Haqqi, cetakan pertama November 2013, Solo, Zam-zam

Komentar