Dia Muda tapi Panglima #2
Ketika pasukan telah siap, Rasulullah SAW jatuh sakit. Usamah berkata, "Tatkala sakit beliau semakin parah, keberangkatan pasukan ditangguhkan menanti membaiknya kondisi Rasulullah. Ketika sakit beliau bertambah parah, aku menghadap beliau bersama beberapa orang dan mendapati beliau diam dan tidak bicara karena penyakit yang dirasakannya. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya ke langit dan meletakannya di atasku. Aku tahu beliau sedang mendoakan aku."
Setelah Rasulullah SAW wafat dan pembaiatan terhadap Abu Bakar selesai dilakukan, keputusan yang pertama kali diambil oleh khalifah Abu Bakar adalah memerintahkan pelaksanaan pengiriman pasukan Usamah. Saat itu, kaum Anshar berpendapat agar pengiriman ini ditangguhkan. Mereka meminta Umar bin Khathab berbicara kepada Abu Bakar dengan mengatakan, jika Abu Bakar masih melaksanakan pengiriman ini maka sampaikan pesan kami agar ia mengangkat komandan perang yang usianya lebih tua dari Usamah-karena usia Usamah masih terlalu muda. Abu Bakar yang dikenal sebagai sosok yang penyabar dan lembut, begitu mendengar ucapan Umar yang mewakili kaum Anshar, beliau langsung berdiri dari tempat duduknya.
Seketika beliau memeegang jenggot Al-Faruqdan mengoyak-ngoyaknya hingga nyaris tercabut. Dengan nada marah, Abu Bakar berkata, "Merugilah ibu yang melahirkanmu wahai Ibnu Al-Khathab! Rasulullah yang mengangkat Usamah sebagai komandan perang, lalu kamu menyuruhku untuk mencopotnya. Demi Allah, aku tidak akan pernah melakukannya, pemberani ketika jahiliyyah penakut ketika islam."
Sikap ini sebemarmya bukan sikap pribadi Umar bin Khathab. Shahabat agung ini hanya menyampaikan pendapat kaum Anshar kepada Abu Bakar. ketika Abu Bakar RA melompat kepada Umar dan memegang jenggotnya dan mengoyak-ngoyaknya, semoga dengan begitu kaum Anshar menjadi takut. Pada dasarnya Umar hanya ingin menjelaskan sikap Abu Bakar kepada kaum Anshar terkait pengiriman Usamah.
Ketika Umar kembali kepada kaum Anshar, mereka menanyakan kejadian tersebut. Umar menjawab, "Teruskanlah dan merugilah ibu yang melahirkan kalian. Aku telah menemui khalifah Rasulullah dan aku tidak mendapatkan apa yang kalian inginkan."
Ketika pasukan perang telah berangkat bersama komandan pasukan yang masih muda, Abu Bakar melepas kepergian pasukan ini. Ketika itu terpentas satu ornamen yang tiada duanya dalam sejarah dunia. Seorang khalifah kaum muslimin berjalan, sedangkan pemuda yang berusia belum genap dua puluh tahun duduk di atas unta. Usamah berkata, "Wahai khalifah Rasulullah, demi Allah, naiklah atau aku akan turun." Abu Bakar menjawab, "Demi Allah, kamu jangan turun dan demi Allah aku tidak akan naik. Aku ingin kedua kakiku ini merdebu di jalan Allah walau sesaat."
Ketika Usamah meninggalkan Abu Bakar RA, beliau berpesan kepadanya, "Aku menitipkan dinmu, amanatmu, dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah. Aku berwasiat kepadamu agar melaksanakan apa yang diperintahkan Rasulullah kepadamu."
Abu Bakar RA menoleh kepada Usamah dan kembali berkata, "Bila engkau ingin membantuku dengan Umar maka izinkanlah ia menetap bersamaku-engkau adalah komandan pasukan perang dan ini adalah salah satu tentaramu. Lalu Usamah memberikan izin kepada Umar.
Inilah yang disebut peraturan hirarkis. Usamah berangkat memimpin pasukannya dan melaksanakan apa yang diperintahkan Rasulullah SAW kepadanya. Ia menempatkan pasukan berkuda di perbatasan Balqa' dan Darum. Dengan ini ia telah menghapus kewibawaan pasukan Romawi dari hati kaum muslimin. Ia juga membentangkan di depan mereka jalan untuk membuka Syam, Mesir, dan utara Afrika semuanya sampai laut hitam.
Usamah pulang dengan meacu kudanya secepat mungkin. Itulah kuda yang ditunggangi ayahnya ketika menjemput syahid. Usamah membawa harta rampasan perang lebih banyak dari biasanya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa tidak ada pasukan perang yang lebih selamat dan memperoleh banyak harta rampasan perang selain Usamah bin Zaid.
Pandangan Rasulullah SAW tidak meleset. Usamah bin Zaid selama hidupnya menjadi orang yang paling diagungkan dan dicintai oleh kaum muslimin karena kepatuhannya terhadap perintah Rasulullah SAW.
Ketika al-Faruq mendapat bagian dari ghanimah, Abdullah berkata kepada ayahnya sambil mencela, "Wahai ayahku, Engkau tetapkan bagi Usamah empat ribu dan engkau tetapkan bagiku tiga ribu." Mendengar itu, Al-Faruq berkara, " Sesungguhnya ayahnya adalah sosok yang paling dicintai oleh nabi daripada ayahmu. Ia juga paling dicintai oleh Rasululah dari pada kamu."
Apabila Umar bertemu dengan Usamah, Umar berkata, "Selamat datang wahai komandanku!" Lantas, apabila Umar melihat orang yang takjub pada ucapannya, ia berkata, " Sungguh Rasulullah yang telah mengangkatnya sebagai komandan perang."
Komentar