Dia Muda tapi Panglima #1
Mari sejenak kita menyusuri waktu, hidup dalam peristiwa perang Khandaq. Tatkala Usamah datang kepada Rasulullah untuk bergabung dalam perang ini, Rasulullah merasa tersentuh dan mengizinkannya ikut. Pada perang Uhud, Usamah juga datang kepada Rasulullah, namun Rasulullah tidak mengizinkannya ikut karena usianya yang masih terlalu kecil. Usamah pun menangis karena penolakan dari Rasulullah.
Coba perhatikan anak-anak usia lima belas tahun di lingkungan teman-teman! Usamah datang kepada Rasulullah untuk berperang bersama Rasul dan ketika ditolak karena usianya masih terlalu kecil, ia menangis! Pada saat peristiwa perang Hunain, saat kaum muslimin mengalami kekalahan, Usamah bin Zaid bersama Abbas paman Rasulullah dan Abu Sufyan bin Al-Harits tetap bersama Rasulullah. Dengan kelompok kecil ini Rasulullah SAW. mampu mengubah kekalahan menjadi kemenangan. Mereka melindungi kaum Muslimin yang melarikan diri dari serangan orang-orang musyrik.
Terkadang orang bertanya-tanya, "Mungkinkah Usamah bin Zaid yang berusia tujuh belas tahun ditunjuk sebagai panglima perang yang di dalamnya ada Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali?" Inilah sikap Rasul.
Usamah adalah teladan bagi semua pemuda. Sekarang ini, teman-teman bisa melihat dan mendapati pemuda yang antusias, tapi ia bodoh dan tidak memiliki kapasitas keilmuan yang memadai. Tindakannya membabi buta dan gegabah.
Pada peristiwa perang Mu'tah, Usamah berperang di bawah panji ayahnya, Zaid bin Al-Haritsah. Saat itu usianya belum genap delapan belas tahun. Usamah melihat kematian ayahnya dengan mata kepalanya, tapi ia tidak merasa gentar atau takut. Dia terus berperang di bawah panji Ja'far bin Abi-Thalib sampai Ja'far terbunuh. Usamah kembali melihat kematian Ja'far.
Dia beralih dibawah panji Abdullah bin Rawahah sampai ia menyaksikan Abdullah terbunuh sebagaimana kedua temannya. Lalu Usamah berperang di bawah panji Khalid bin Walid sehingga pasukan kecil ini selamat dari kepungan pasukan Romawi.
Usamah pun kembali ke Madinah sembari merelakan kepergian ayahnya di sisi Allah, meninggalkan jasadnya yang suci di ujung Syam sembari mengendarai kudanya yang menjadi saksi kesyahidan ayahnya.
Satu momentum luar biasa yang menjadi tonggak sejarah kehidupan sahabat agung ini adalah ketika tahun kesebelas Hijriyah, Nabi memerintahkannya memimpin pasukan melawan Romawi. Dalam pasukan tersebut terdapat Abu Bakar, Umar, Sa'ad bin Abi Waqqash, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, dan sahabat-sahabat senior yang lain
Rasulullah SAW mengangkat Usamah bin Zaid sebagai komandan pasukan tersebut pada saat usianya belum genap dua puluh tahun. Beliau memerintahkannya untuk berjaga di perbatasan Balqa' dan Darum dekat dengan Ghazzah negara Romawi. Peperangan ini bertujuan memberanguskan dan menakut-nakuti musuh.
Teman-teman bagaimana sangat inspiratif dan menghiburkan..? Kisahnya belum selesai, masih ada kelanjutannya dan semoga ada kesempatan bagi saya untuk menulis kelanjutannya.

Komentar