KISAH RASULULLAH MEMINANG PUTRI UMAR
Gugurnya Khunais Bin Khufadzafah, suami Hafsah putri Umar Bin Khatab pada perang Badar membuatnya harus menjanda, kehilanganmasa mudanya, dan sering duduk menyendiri.
Melihat keadaan hafsah yang demikian, Umar pun sedih dan memutuskan untuk menarikan pendamping hidup untuk putrinya, Umar pun berencana untuk menemui Abu Bakar, sahabat yang paling diintai Rasulullah SAW untuk memintanya menikahi putrinya.
Umar berharap, Abu Bakar dapat membimbing putrinya menjadi wanita yang lebih lembut dan toleran. Sebab, ia menyadari Hafsah mewarisi watak dan sifat dirinya yang keras, tegas dan bersemangat tinggi. Tanpa ragu Umar pun beranjak ke rumah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Setibanya disana, ia mengutarakan keinginannya dan menawarkan Hafsah untuk menjadi istri Abu Bakar. Namun, Abu Bakar bergeming tidak menjawab apa-apa menanggapi maksud Umar. Mendapat respon tersebut, Umar pun merasa kesal dan marah.
Dengan perasaan kecewa Umar lalu berpaling dari hadapan Abu Bakar, dan ia menuju rumah Ustman Bin Affan yang ketika itu belum lama ditinggal wafat istrinya, Ruqayyah binti Muhammad. Umar berharap agar Ustman bersedia menikah dengan Hafsah. Sebab menurut Umar, Ustman pun sama baiknya dengan Abu Bakar serta cocok menjadi suami putrinya. Namun diluar dugaan, Ustman meminta waktu untuk menjawab penawaran Umar Bin Khatab.
Usai lewat beberapa hari, Ustman datang menemui Umar. Ustman menyampaikan jawabannya: "Aku belum mempunyai keinginan untuk menikah lagi saat ini". Sontak saja umar sangat marah menghadapi dua kali penolakan dari kedua sahabat dekatnya. Umar tidak dapat menahan kesabarannya lagi didorong oleh rasa marahnya.
Akhirnya Umar Bin Khatab menuju rumah Rasulullah SAW, dengan maksud hendak mengedukan perlakuan dua sahabatnya yang menolak putrinya Hafsah, ia masih berfikir kenapa putrinya bisa ditolak oleh kedua sahabatnya? Karena menurut Umar, Hafsah adalah wanita muda, cantik dan bertakwa.
Sesampainya dirumah Rasulullah SAW dalam keadaan tidak dapat menguasai diri lagi karena marah dan sakit hati, Rasulullah SAW menyambut kedatangan Umar dengan lemah lembut dan wajah yang berseri-seri. Lalu Rasulullah SAW bertanya tentang permasalahan yang dialami sahabatnya itu, Umar lalu mengutarakan isi hatinya: "Ya Rasulullah, kemarin aku menawarkan Hafsah kepada Abu Bakar, namun ia bergeming seperti batu. Dia hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun seolah menghinaku. Kemudian aku mendatangi Ustman dan kutawarkan Hafsah untuk menjadi istrinya, ia malah kelihatan jemu padaku dan menatap lekat wajahku, ia meminta waktu untuk berfikir tetapi pada akhirnya ia pun tidak bersedia menikahi Hafsah".
Rasulullah SAW yang bijaksana tersenyum mendengar penuturan Umar, seraya berkata: "Wahai Umar, Hafsah akan diperistri oleh laki-laki yang lebih baik daripada Ustman, sementara Ustman akan menikah dengan seseorang yang lebih baik daripada Hafsah".
Umar pun keheranan seraya mengulang-ulangi kalimat yang di ucapkan Rasulullah SAW: "Hafsah akan dinikahi oleh orang yang lebih paik daripada Ustman?" Meski tidak dinyatakan secara terus terang, Umar menangkap apa yang dimaksud oleh Rasulullah SAW. Ia merasa terhormat mendengar niat Rasulullah SAW untuk menikahi putrinya.
Wajah Umar kini bersinar penuh kebahagiaan dan cepat-cepat ia pergi membawa berita gembira ini dan menyampaikannnya kepada setiap orang yang dicintainya. Orang pertama yang ditemuinya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika melihat wajah Umar berseri-seri Abu Bakar lekas mengerti tentang rahasia kegembiraan Umar, Abu Bakar lalu mengulurkan tangannya seraya mengucapkan selamat kepada sahabatnya itu.
Imam Bukhori menuturkan dialog dua sahabat besar ini: Abu Bakar bertanya kepada Umar "Apakah engkau marah kepadaku ketika engkau menawarkan Hafsah kepadaku dan aku tidak memberikan jawaban sedikitpun?" Umar lalu menjawab "Benar, ketika itu memang aku marah," Abu Bakar berkata "Aku tidak memberikan jawaban kepadamu ketika engkau menawarkan Hafsah kepadaku semata-mata karena aku pernah mendengar Rasulullah SAW menyebut nama putrimu, aku tidak ingin membuka rahasia beliau kepadamu. Namun seandainya Rasulullah SAW membiarkannya, tentu akulah yang akan menikahi Hafsah." Jelas Abu Bakar.
Kini Umar mengetahui mengapa Abu Bakar menolak menikahi Hafsah, sementara penolakan Ustman hanya karena masih merasa sedih atas wafatnya Ruqayyah.
Selanjutnya, Umar pulang kerumahnya untuk memberi tahu putrinya yang akan dinikahi oleh Rasulullah SAW. Abu Bakar juga pergi ke kediaman Aisyah untuk memberitahukan rencana pernikahan Rasulullah SAW dengan Hafsah.
Komentar