Teknologi Digital dalam Pendidikan

Teknologi Digital dalam pendidikan menjadi isu prioritas kedua dalam kelompok keja Pendidikan G20 atau Education Working Group (Ed/WG). Isu ini dibahas dalam hari pertama pertemuan perdana Ed/WG G20 di Yogyakarta, pada Rabu (16/3/2022). Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of G20 Education Working Group/EdWG) Iwan Syahril Mengatakan, pemanfaatan teknologi yang strategis dan tepat guna dalam pendidikan berperan kunci dalam upaya membangun kembali pendidikan sekaligus mendorong pembelajaran berkualitas bagi anak bangsa. Namun, teknologi tetap tidak bisa menggantikan peran guru sebagai insan pendidik yang berdiri digaris terdepan.

Di sisi lain, guru di seluruh dunia juga berjuang menghadapi transisi ke pembelajaran daring yang terjadi sangat cepat. Berbicara dalam posisinya selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kerpendidikan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristrk), Iwan mengatakan bahwa para guru di Indonesia berhasil beradaptasi dan belajar melewati tantangan tersebut. Menurutnya, banyak guru yang awalnya tidak siap mengajar secara daring. Namun para guru di Indonesia menghadapi tantangan itu. Mereka mempelajari cara-cara baru dalam mengajar dan beradaptasi. 

Dikutip dari Detik.com, isu ini diangkat Kemendikbudristek berkaitan dengan teknologi digital dalam pendidikan.

Menurut Iwan, telah terjadi akselerasi luar biasa dalam pemanfaatan teknologi digital di dunia pendidikan selama masa COVID 19. Ia kemudian menyebut platform Guru Belajar dam Guru Berbagi yang sudah menjangkau lebih dari 70 persen guru di sekolah-sekolah di Indonesia.

Menaggapi Iwan, delegasi dari Britania Raya juga setuju bahwa teknologi digital memiliki peran penting dalam sektor pendidikan. Hal tesebut disampaikan oleh Nikita Pantal, International Patnerships Team Leader, Departement for Education dari Britania Raya. "Saat ini, Britania Raya melihat bahwa keterampilan digital merupakan hal yang penting dalam mendukung perekonomian yang sukses. Dengan melakukan investasi pada edukasi digital, kita dapat membangun program yang beragam untuk masa depan," ucap Nikita".

"Jadi guru-gurunya pada ikut Komunitas Guru Belajar dan Guru Berbagi, bahkan 40 persen guru di daerah3T juga pada ikut. Jadi yang tadinya kita pikir daerah 3T itu aksesnya sulit, ternyata ada resiliensi yang ditunjukan guru-guru kita," ucap Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) tersebut.

Isu ini juga membahas penggunaan teknologi digital dalam menjawab permasalahan akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guernica: Ketika Tulisan Teriak

Tatapan Abadi dari Masa Lalu

Hari yang Cerah Redup Seketika