Mengenal Dr. Sulianti Saroso

Di kutip dari Kompas.com, perempuan yang akrab dipanggil Sul kelahiran Karangasem, Bali tanggal 10 Mei 1917 memiliki nama panjang Julie Sulianti Saroso.

Beliau merupakan anak dari Dr. Sulaiman. Keinginannya menjadi dokter menurun dari ayahnya.

Sul lulus sekolah kedokterannya tahun 1942 di GHS (Sekolah Tinggi Kedokteran) di Batavia (Jakarta). Sul melanjutkan pendidikannya ke Inggris, Skandinavia, Amerika Serikat dan Malaya selama 2 tahun (1950-1952) dan mendapatkan Certificate of Public Health Administrasion dari Unversitas London. Pada tahun 1962 ia mendapat gelar MPH (Master of Public Health) dan TM (Tropical Medicine), kemudian memperoleh gelar Doctor of Public Health (Epidemiologi) tahun 1969.

Setelah lulus, Sul bekerja sebagai dokter pada Centrale Bujgelijke Ziekenhuis yang sekarang menjadi RS Cipto Mangukusumo.

Masa Pra Kemerdekaan

Meski perempuan, Sul tak pernah takut berada di tengah-tengah kerasnya peperangan untuk membantu para pejuang yang terluka.

Sul sangat cekatan untuk mengobati bahkan mengorgansasi dapur umum demi kebutuhan gerilyawan masuk kota.

Sul juga aktif menjadi anggota Dewan pimpinan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan duduk dalam badan kongres Pemuda Republik Indonesia sebagai wakil Pemuda Putri Indonesia (PPI).

Sepak terjang Sul sebagai Dokter pada masa perjuangan patut diacungi jempol, Sul selalu mengusahakan obat dan makanan untuk para pemuda dan pejuang. Bahkan obat dan makanan diantarkan dirinya sendiri langsung ke kantong-kantong gerilya.

Usai Merdeka

Setelah kemerdekaan Indonesia, Sul memfokuskan diri pada dunia kedokteran.

Dirinya bekerja di kementrian kesehatan berturut-turut dari 1951-1961. dengan menjabat sebagai:

  1. Kepala bagian kesejahteraan Ibu dan Anak
  2. Kepala bagian hubungan luar negeri
  3. Wakil kepala bagian pendidikan
  4. Kepala bagian kesehatan masyarakat desa dan pendidikan kesehatan rakyat
  5. Kepala Planning board
Pada 1967, Sul diangkat menjadi Direktur Jendral Pencegahan, Pemberantasan dan Pembasmian Penyakit menular (P4M) merangkap ketua Lembaga Riset Kesehatan Nasional.

Penggagas Keluarga Berencana (KB)

Dalam buku People, Population, and Policy in Indonesia (2004) karya H Hull, Sul meminta pemerintah untuk membuat keputusan yang mendukung penggunaan kontrasepsi demi kesehatam masyarakat.

Namun, hal tersebut membuat geram beberapa tokoh termasuk Muhammad Hatta.

Dalam buku tersebut, Soekarno tidak serta merta menolak, hanya saja dirinya cukup berhati-hati detengah ketegangan politik mengenai pelanggaran moral atas KB.

Mulai saat itu, Sul bekerja dengan hati-hati, sehingga banyak yayasan Kesejahteraan Keluarga berdiri untuk mengakses pengaturan kehamilan serta kesehatan ibu dan anak.

Anggota WHO

Keluarga berencana yang dipelopori Sul akhirnya mendapat tempat pada masa orde baru.

Dedikasinya dalam kesehatan sampai ke WHO. Sul diangkat menjadi Badan Eksekutif dan Ketua Health Assembly (Majelis Kesehatan) yang berhak menetapkan dirjen WHO. 

Perjalanan dan perjuangan Sul untuk mengangkat kesehatan di Indonesia ketingkat dunia patut menjadi contoh.

Sul meninggal dunia pada 29 April 1991 dan namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guernica: Ketika Tulisan Teriak

Tatapan Abadi dari Masa Lalu

Hari yang Cerah Redup Seketika